Persatuan
Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa Pacitan menggelar Festival Pencak Silat
NU ke-2 di Auditorium KH Bakri Hasbullah, Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari,
Pacitan, Sabtu-Ahad (11-12/3). Festival Pencak Silat NU dirangkaikan dengan
peringatan usia Lima Windu Kebangkitan Pesantren Al-Fattah Kikil, Arjosari.
Ketua Pagar
Nusa Pacitan, Arif Susilo menyampaikan festival ini merupakan sebuah bentuk
pembinaan prestasi, pengembangan dan penggalian tradisi lokal. Pencak silat,
katanya, adalah suatu seni bela diri tradisional asli Indonesia.
"Pencak
silat Pagar Nusa mengandung nilai seni, olahraga dan juga spiritual dalam wadah
negara kesatuan republik Indonesia," tuturnya.
Dijelaskan
olehnya, festival ini diikuti oleh para pendekar muda yang berasal dari ranting
Pagar Nusa dari seluruh Kecamatan di Pacitan dan perwakilan Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Dalam kejuaraan ini, kelas yang dipertandingkan adalah
tingkat remaja."Jadi bobot berat badan para pesilat ini antara 45 sampai
60 kg," jelasnya.
Selain
berbentuk pertandingan, Festival kali ini juga menampilkan beberapa seni jurus
khas Pagar Nusa." Jadi akan ada seni, semacam jurus tunggal pesilat
standar yang dipakai di PON ataupun SEA Games," ujarnya.
Ketua PCNU
Pacitan KH Mahmud mengatakan, Persatuan pencak silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa
sebagai pagarnya NU, pagarnya ulama dan bangsa diharap dapat menjadi teladan
bagi perkumpulan pencak silat lain. Keteladanan itu harus tercermin dari sikap
dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai dan jiwa Pagar Nusa.
"Pagar
Nusa harus berada yang paling depan dalam hal apapun di pencak silat. Paling
depan sebagai ahlak yang terbaik, paling depan sebagai seorang muslim yang
baik, paling depan sebagai ahli ibadah yang baik, dan paling depan dalam
mengawal republik Indonesia ini," katanya.
Kiai Mahmud
berharap Pagar Nusa dapat kembali meramaikan dunia persilatan di lingkungan
pesantren. Sebab, menurutnya, setelah ditinggal wafat oleh Mahaguru Pagar Nusa
KH Maksum Jauhari atau Gus Maksum Lirboyo, kegiatan pencak silat dilingkungan
pesantren kian redup.
Oleh
karenanya, Pagar Nusa didorong untuk lebih aktif melatih dan menularkan ilmu
bela dirinya kepada para santri di Pondok Pesantren. Selain itu, kegiatan perlombaan
Pagar Nusa kedepannya harus sering dilakukan di lingkungan pesantren.
Pengasuh
Pesantren Al Fattah Kikil KH Burhanuddin HB mengapresiasi kegiatan festival
pencak silat yang digelar di pesantrennya. Kiai Burhan berharap Pagar
Nusa di Pacitan kedepan paling tidak bisa seperti Pagar Nusa di Lirboyo,
sebagai tempat kelahiran Gus Maksum. "Ini bukan hayalan tapi ini adalah
doa,"tutur Kiai Burhan.
Para pesilat
muda diharap untuk terus bersemangat dalam belajar dan berjuang melalui Pagar
Nusa. "Sebab kalianlah yang memagari pesantren, kalian yang menjaga
NU dan kalian yang menjaga Indonesia ini," tandasnya.
No comments:
Post a Comment